SOAL DAN JAWABAN TEORI PERMINTAAN DAN UANG DAN KURVA ISLM
NUR AZIZAH ABRIDA BASUNI
1512000051
EKONOMI MONETER
1.
Konsep tentang permintaan uang (Money Demand) di PPT
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang
a.
Permintaan uang untuk transaksi (transaction
demand)
Terkait dengan
fungsi uang sebagai alat tukar, kita menggunakan uang untuk membeli barang dan
jasa atau untuk membayar tagihan. Permintaan uang untuk transaksi memiliki
hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka permintaan uang
untuk keperluan bertransaksi juga meningkat.
b.
Permintaan uang untuk berjaga-jaga (precautionary
demand)
Permintaan terhadap
uang bisa saja karena orang ingin berjaga-jaga terhadap suatu peristiwa yang
tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran dan kebakaran.
Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif dengan
pendapatan.
c.
Permintaan uang untuk spekulasi (speculative
demand)
Spekulasi berarti
melakukan sesuatu tindakan atas dasar ramalan perubahan nilai harta di masa
depan. Jika seorang spekulan meramalkan bahwa harga rumah, nilai saham, atau
harga emas akan meningkat dimasa depan, mereka akan membeli rumah, saham, atau
emas, dan bukan menyimpan uang. Jadi, dalam hal ini spekulan berharap bahwa
mereka akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga rumah, saham, atau
emas di masa depan. Ini tentu dengan sendirinya mengurangi permintaan uang.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan uang adalah sebagai berikut.
a)
Tingkat suku bunga.
b)
Tingkat harga
c)
Terjadinya penambahan atau peningkatan produksi
barang dan jasa
d)
Ekspektasi atau ramalan.
e)
Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan
dengan pendapatan nasional.
f)
Cepat atau lambatnya laju peredaran uang.
g)
Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang.
3.
Kurva ISLM
Dengan tindakan pemerintah
menambah supply uang, sesuai dengan pertimbangan kebutuhan ekonomi dan politik,
maka kurva LM akan bergeser ke kanan. Dampak penambahan supply uang ini dapat
dilihat pada Gambar. Pada awalnya titik keseimbangan berada pada E0 dengan uang
yang disupply pemerintah sejumlah tertentu dan dengan tingkat bunga pada i0 dan
income Y0. Pemerintah kemudian menaikan supply uang sehingga kurva LM0 bergeser
ke kanan menjadi LM1 sehingga tingkat bunga turun menjadi i1. Penurunan tingkat
bunga, akibat penambahan supply uang, menyebabkan investasi naik sehingga
income juga naik. Kenaikan investasi juga menaikan AD dan kenaikan AD berarti
kenaikan income dan output. Besarnya kenaikan income adalah akibat penambah
supply uang adalah sebagai berikut :
Kenaikan supply uang
menggeser kurva LM ke kanan. Pasar uang menyesuaikan dengan cepat sehingga
bunga turun ke titik E2. Bunga yang rendah mendorong investasi naik sehingga
pengeluaran dan dan income naik ke Y1. Kenaikan income menyebabkan bunga naik
ke E1.
Sebelum keseimbangan
mencapai titik E1 maka lebih dulu keseimbangan adalah pada titik E2, hal
ini karena proses penyesuaian di pasar uang dapat terjadi dengan sangat cepat.
Kelebihan supply uang yang terjadi segera diserap oleh publik. Akibatnya harga
obligasi naik dan tingkat bunga turun (ingat permintaan uang berbanding
terbalik dengan tingkat bunga). Karena tingkat bunga turun maka permintaan uang
segera naik sehingga pasar uang segera seimbang pada titik E1. Turunnya bunga
mengakibatkan income naik ke Y1. Besarnya kenaikan income adalah
Y0Y1 lebih kecil dari 1/k ∆ M/P, hal ini disebabkan karena kurva LM tidak
tegak sehingga kebijakan moneter kurang efektif. Bila kurva LM tegak maka
penambahan income akan sama dengan 1/k ∆ M/P.
Argumen lain adalah pada
titik E2 tersebut terjadi kelebihan permintaan barang (Excess Demand of
Goods) dimana income tinggi tetapi tingkat bunga rendah sehingga permintaan
investasi naik dan permintaan barang juga tinggi. Sebagai respon produsen
menaikan output sehingga income naik. Naiknya income menyebabkan permintaan
uang naik sehingga tingkat bunga kembali naik. Akhirnya titik keseimbangan dicapai
pada titik E1. Secara ringkas proses yang terjadi adalah sebagai berikut,
MS ↑ → i ↓ → AD (I atau C)↑ → Y↑. Keadaan sebaliknya akan terjadi bila
terjadi penurunan supply uang, yaitu tingkat bunga akan naik, agregat demand
turun, dan income juga akan turun.
Efektifitas kebijakan
moneter tergantung pertama, dari tingkat kemiringan kurva LM. Bila kurva
LM vertical maka semakin besar dampak dari
kebijakan moneter terhadap perubahan income dan sebaliknya bila kurva LM
semakin miring maka semakin kurang efektif kebijakan moneter tersebut karena
sangat kecil dampaknya terhadap penambahan income. Berarti efektifitas
kebijakan moneter akan dipengaruhi oleh factor yang menentukan kemiringan kurva
LM. Kemiringan kurva LM tergantung dengan tingkat sensitifitas permintaan uang
terhadap tingkat bunga (koefisien b pada persamaan 6.5). Bila
permintaan uang sangat sensitive terhadap perubahan bunga (b besar) maka
kurva LM akan miring. Ini berarti bahwa sedikit perubahan tingkat bunga
mengakibatkan penurunan tingkat bunga sehingga pengeluaran investasi akan
semakin besar.
Faktor kedua yang
mempengaruhi efektifitas kebijakan moneter adalah kemiringan kurva IS, semakin
tegak kurva IS maka semakin tidak efektif kebijakan moneter, sebaliknya bila
kurva IS semakin datar maka kebijakan moneter akan semakin efektif. Kemiringan
kurva IS tergantung dengan tingkat sensifitas investasi terhadap perubahan
tingkat bunga. Bila pengeluaran investasi sangat sensitif terhadap perubahan
bunga maka sedikit perubahan tingkat bunga akan mengakibatkan perubahan
investasi yang relative lebih besar. Dalam keadaan seperti ini maka bentuk
kurva IS akan semakin mendatar. Pengeluaran investasi yang sensitive terhadap
bunga merupakan indikasi bahwa ekonomi berada dalam keadaan tidak full
employment, artinya masih banyak factor produksi yang belum dipakai penuh. Bila
ekonomi berada dalam keadaan full employment maka pengeluaran
investasi menjadi tidak sensitive terhadap perubahan bunga dan bentuk kurva IS
adalah vertical. Dalam keadaan seperti ini maka bila stok uang ditambah
(kebijakan moneter) maka income tidak akan naik walupun tingkat bunga turun.
Keadaan ini disebabkan karena investasi tidak respon terhadap penurunan bunga.
4.
Konsep angregat demand dan supply terhadap uang
kenaikan jumlah uang
beredar menyebabkan uang beredar riil meningkat (M/P), yang
menyebankan kenikan permintaan agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar
menggeser kurva permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan kenaikan
uang beredar akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi
yang direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor
lain juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva permintaan
agregat.
5.
Teori- teori tentang permintaan uang
Teori Permintaan Uang
a)
Teori Klasik
Teori permintaan
uang, tercermin dalam teori kuantitas uang. Pada awal mulanya teori ini
dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang atau masyarakat menyimpan uang
kas, tetapi lebih pada peranan dari uang itu sendiri. Menurut Fisher bahwa
jumlah proporsional dengan harga, dengan asumsi kecepatan uang dan transaksi
dianggap tetap (Sukirno, 2003:221).
Dengan sederhana
Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut :
M = Uang beredar (penawaran uang)
P = Tingkat harga
V = Kecepatan
perputaran uang
T = Jumlah
barang dan jasa yang diperjual belikan didalam satu tahun tertentu
Di dalam
persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar yang sempit. Ini
berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas, logam dan uang giral yang
terdapat dalam perekonomian. Kelajuan peredaran uang yaitu V, ditentukan
berdasarkan keseringan uang beredar yang tedapat dalam masyarakat berpindah
tangan dalam satu tahun.
Faktor terakhir
dalam persamaaan di atas yaitu T, menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan
barang setengah jadi yang diperjual belikan. Sedangkan PT adalah hasil
penjumlahan dari perkalian di antara masing-masing barang yang termasuk
pendapatan nasional dengan harga-harganya. Singkatnya PT bukan meliputi
pendapatan nasional saja, tetapi juga nilai keatas barang-barang. Ini berarti
nilai PT selalu lebih besar dari pada pendapatan nasional. (Sukirno,
2003:221-222).
Melalui
bukunya The Purchasing power of money terbit pada tahun 1911, Irving
Fisher memperkenalkan pendekatan secara velositas. Pendekatan ini menjelaskan
bahwa jumlah uang yang dibelanjakan sama dengan jumlah uang yang diterima.
Dalam teori ini, fungsi uang hanyalah sebagai alat tukar.
Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan transaksi permintaan uang Fisher adalah:
Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang sangat likuid untuk memenuhi motif transaksi. Dengan sederhana persamaan transaksi permintaan uang Fisher adalah:
Dimana nilai
dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata-rata dari barang tersebut
(P) harus sama dengan volume uang yang ada dalam masyarakat (M) dikalikan
dengan berapa kali rata-rata perputaran uang (V). Volume transaksi (T) dalam
suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat (pendapatan
nasional) dan bisa pula dianggapmempunyai nilai tertentu dalam dalam satu
tahun. Volume transaksi (T) dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh
tingkat output masyarakat (pendapatan nasional) dan bisa pula dianggapmempunyai
nilai tertentu dalam dalam satu tahun.
Menurut Fisher
dan kaum klasik diasumsikan selalu dalam keadaan full employment. Velocity
ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan, mencakup faktor-faktor, misalnya
tingkat permintaan uang akan sama dengan pendapatan nasional. Maka secara
matematis dapat ditulis:
Md =
kPY
Dimana k adalah
proporsi/bagian dari GNP yang diwujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya
sama dengan I/VV, sedangkan Y adalah tingkat pendapatan nasional riil dan P
adalah harga umum.
Secara matematis
formulasi Alfred Marshall ini sama dengan formulasi Irving Fisher namun,
implikasinya berbeda. Marshall memandang bahwa individu atau masyarakat selalu
menginginkan sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya (Y) diwujudkan
dalam bentuk uang kas (yang dinyatakan dengan k). Sehingga kY merupakan keinginan
individu atau masyarakat dapat diformulasikan sebagai berikut :
Md = kPO = kY
Md = adalah permintaan uang kas
Dengan formulasi
tersebut teori Marshall merupakan awal dari teori permintaan akan uang. Teori
ini masih sangat sederhana, terkandung didalamnya beberapa kelemahan.
Kelemahannya adalah bahwa dalam kenyataannya V tidaklah tetap. Baik di negara
maju maupun negara berkembang, V cenderung tidak konstan.
b)
Teori Permintaan Uang Keynes
Keynes dalam
teorinya tentang permintaan akan uang tunai, membedakan antara motif transaksi,
berjaga-jaga serta spekulasi. Jadi dia juga mengakui adanya motif transaksi.
Hanya saja yang lebih penting dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi
adalah motif spekulasi (Goldfeld, 1990:307).
1. Permintaan uang untuk tujuan
transaksi dan berjaga-jaga
Keynes
mengatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung
pada pendapatan. Makin tinggi akan uang kas makin tinggi jumlah transaksi yang
dilakukan. Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi,
biasanya melakukan transaksi lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat
yang pendapatannya lebih rendah.
Menurut Keynes,
orang meminta uang untuk transaksi harian. Permintaan ini dipengaruhi oleh
besar kecilnya pendapatan. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar
permintaan uang untuk tujuan transaksi. Dari sini jelas bahwa Keynes mengikuti
jejak kaum Klasik bahwa permintaan uang untuk transaksi tergantung dari
pendapatan.
Untuk memenuhi
transaksi yang tak terduga, seperti sakit atau kebutuhan yang tak terduga
lainnya. Permintaan ini juga dipengaruhi oleh pendapatan, semakin besar
pendapatan maka semakin besar permintaan uang untuk berjaga-jaga, atau
sebaliknya. Namun Keynes berbeda dengan kaum klasik dalam hal penekanan pada
motif spekulasi dan peranan tingkat bunga dalam menentukan permintaan uang
untuk spekulasi.
Rumah tangga dan
perusahaan bisnis menyimpan uang untuk tujuan transaksi karena mereka berpikir
akan atau mungkin, ingin melakukan pengeluaran sebelum mereka memperoleh arus
masuk penerimaan uang yang cukup. Biasanya mereka tidak mempunyai jaminan
seperti itu. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyimpan sedikit uang
untuk menutupi kelebihan pengeluaran mereka atas penerimaan mereka selama satu
periode.
Keynes menyatakan
bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi merupakan fungsi pendapatan.
Keuntungan ini dilukiskan dalam gambar diatas dimana L1, menunjukkan jumlah
saldo uang riel yang diminta untuk tujuan transaksi. Terlihat semakin tinggi
pendapatan, maka semakin banyak uang yang dipegang untuk keperluan transaksi
(Mt). Hubungan antara permintan uang untuk transaksi dengan pendapatan rill
(Y/P) tidak selalu linier (garis lurus).
Dengan demikian
jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum klasik bahwa permintaan uang untuk
tujuan transaksi tergantung pada pendapatan. (Goldfeld, 1990:308)
2. Permintaan uang
untuk tujuan spekulasi
Permintaan uang
untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin
tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk
tujuan atau motif spekulasi.
Alasannya:
a.
Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang
kas semakin kecil.
b. Bahwa
masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga
normal.
Ketergantungan
permintaan uang untuk spekulasi dinyatakan oleh L2, atas suku bunga dalam
gambar diatas. Kurva L2L2, condong menurun, mencerminkan hubungan terbalik
antara permintaan uang untuk spekulasi dan suku bunga (Goldfeld, 1990:309).
Keynes mengakui
bahwa masyarakat bisa memilih untuk menyimpan saldo uang melebihi kebutuhan
untuk tujuan transaksi karena keinginannya untuk menyimpan aktiva yang
benar-benar bebas dari resiko (depresiasi) dilihat dari segi uang. Saldo yang
memenuhi fungsi penyimpan nilai (Store of Value) merupakan permintaan uang
untuk spekulasi.
Permintaan uang
untuk spekulasi oleh Keynes dianggap ditentukan terutama oleh suku bunga. Bahwa
suku bunga yang lebih rendah menyebabkan saldo spekulasi lebih kecil dan suku
bunga yang lebih rendah akan menghasilkan permintaan yang lebih besar akan
saldo spekulasi.
Implikasi Teori Permintaan Uang Keynes
Uang disamping
berfungsi sebagai alat transaski perdagangan (means of exchanges) juga dapat
berfungsi sebagai penyimpan nilai(store of value). Pemikiran ekonomi ini yang
melahirkan motif uang tidak hanya sekedar untuk kepentingan transaksi dan
berjaga-jaga tetapi juga untuk kepentingan spekulasi.
Permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga kedua-duanya dipengaruhi secara proporsional
oleh besarnya pendapatan nasional, sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut:
Mt + Mj =
f(Y)
Asumsi bahwa
dalam jangka pendek besarnya kekayaan (wealth) nilai konstan, begitupula dengan
Pasar uang yang dirumuskan dalam keadaan keseimbangan, maka besarnya permintaan
uang (Md) nilainya sama dengan besarnya jumlah uang beredar (Ms), sehingga
dapat diformulasikan sebagai berikut:
Menurut Keynes
keseimbangan pasar uang yaitu Md = Ms akan menentukan tingkat bunga
keseimbangan dan tingkat harga, meskipun penekanannya pada tingkat bunga karena
besarnya harga umum ditentukan oleh interaksi antara permintaan agregat (AD)
dan penawaran agregat (AS) karena dalam jangka pendek diasumsikan harga tetap.
Keynes lebih
menekankan analisis ekonomi jangka pendek dengan mendorong perubahan pada sisi
permintaan agregat sehingga dikenal dengan perekonomian sisi permintaan (demand
side economy). Pandangan klasik yang menyatakan bahwa perubahan jumlah uang
beredar yang tidak mempengaruhi output nasional (Y) tetapi hanya mempengaruhi
tingkat harga umum (P) ini yang dikebal dengan istilah“classical dichotomy”
yaitu pemisahan antara sector moneter dengan sector riil di mana masing-masing
sector berdiri sendiri tidak saling mempengaruhi.
Namun Keynes kemudian menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sector riil melalui analisis IS-LM yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hicks. Keynes menyatakan bahwa perubahan jumlah uang beredar (Ms) akan mempengaruhi keseimbangan pasar uang (Ms = Md) dan menentukan tingkat bunga yang akan mempengaruhi tingkat investasi (I) dan melalui mekanisme angka pengganda (multiplier) akan mempengaruhi tingkat output nasional (Y). Jadi pandangan Keynes merupakan terobosan dalam menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sektor riil yang menurut pandangan klasik dianggap sesuatu yang terpisah.
Namun Keynes kemudian menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sector riil melalui analisis IS-LM yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hicks. Keynes menyatakan bahwa perubahan jumlah uang beredar (Ms) akan mempengaruhi keseimbangan pasar uang (Ms = Md) dan menentukan tingkat bunga yang akan mempengaruhi tingkat investasi (I) dan melalui mekanisme angka pengganda (multiplier) akan mempengaruhi tingkat output nasional (Y). Jadi pandangan Keynes merupakan terobosan dalam menjelaskan kaitan antara sector moneter dengan sektor riil yang menurut pandangan klasik dianggap sesuatu yang terpisah.
Karakteristik Teori Ekonomi Keynes
Mazhab ekonomi
Keynes memiliki beberapa karakteristik yang dapat dibedakan dengan pemikiran
ekonomi klasik pada pasar barang yaitu :
a)
Perekonomian tidak selalu dalam keadaan full employment
artinya bahwa keseimbangan pasar (equilibrium) tercapai pada keadaan dimana
pasar mengalami kelebihan atau kekurangan produksi.
b)
Perlu adanya campur tangan pemerintah untuk mengatasi
masalah kegagalan pasar (market failure) karena timbulnya distorsi di pasar.
c)
Analisis ekonomi lebih menekankan analisis jangka pendek
karena persoalan ekonomi lebih banyak menyangkut persoalan jangka pendek yang
harus diatasi. Keynes menyatakan bahwa dalam jangka panjang kita semua akan
meninggal (in the long run we are all dead).
d)
Lebih menekankan analisis ekonomi dari sisi
permintaan (demand side economy).
Sedangkan pada pasar uang mazhab Keynes memiliki pandangan yang khas yaitu:
1.
Terdapat tiga motif masyarakat memegang uang yaitu untuk
transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi.
2.
Jumlah uang yang beredar ditentukan oleh pemerintah atau
otoritas moneter.
3.
Keseimbangan di pasar uang ditentukan oleh besarnya
pendapatan nasional dan tingkat bunga
Karakteristik pandangan mazhab pada pasar tenaga kerja adalah sebagai berikut:
a.
Tingkat upah bersifat kaku (rigid) karena analisisnya
lebih menekankan analisis jangka pendek
b.
Untuk mengatasi pengangguran perlu campur tangan
pemerintah.
c)
Teori Cambridge
Teori ini
dikemukakan oleh A. Marshall dari Universitas Cambridge, dia
memandang persamaan Fisher dengan sudut pandang yang berbeda. Marshall tidak
menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam suatu periode, melainkan pada
bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas (Nopirin,
1998: 73). Secara matematis, teori ini dapat dituliskan sebagai berikut:
M = k
Py
Dimana k adalah proporsi dari GNP yang diujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya sama dengan 1/v. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi menggunakan Y (untuk menunjukkan GNP riil). Jadi, T umumnya lebih besar daripada Y, sebab dalam pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi dihasilkan beberapa tahun yang lampau. Sedang dalam GNP hanyalah mencakup barang dan jasa akhir yang dihasilkan pada tahun tertentu saja, di dalamnya juga tidak termasuk barang setengah jadi. Esensi dari persamaan Irving Fisher tidaklah berbeda dengan persamaan Marshall ditinjau dari segi matematis, sehingga masih juga merupakan suatu identitas. Namun demikian, orientasinya berbeda. Persamaan Marshall dapat dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya permintaan akan uang, dimana masyarakat menghendaki sebagian tertentu dari pendapatannya dalam bentuk uang kas (ditunjukkan dengan k).
Dimana k adalah proporsi dari GNP yang diujudkan dalam bentuk uang kas, jadi besarnya sama dengan 1/v. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi menggunakan Y (untuk menunjukkan GNP riil). Jadi, T umumnya lebih besar daripada Y, sebab dalam pengertian T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau setengah jadi dihasilkan beberapa tahun yang lampau. Sedang dalam GNP hanyalah mencakup barang dan jasa akhir yang dihasilkan pada tahun tertentu saja, di dalamnya juga tidak termasuk barang setengah jadi. Esensi dari persamaan Irving Fisher tidaklah berbeda dengan persamaan Marshall ditinjau dari segi matematis, sehingga masih juga merupakan suatu identitas. Namun demikian, orientasinya berbeda. Persamaan Marshall dapat dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya permintaan akan uang, dimana masyarakat menghendaki sebagian tertentu dari pendapatannya dalam bentuk uang kas (ditunjukkan dengan k).
Dengan demikian,
persamaan Marshall tidak lagi merupakan persamaan pertukaran atau identitas
(seperti pada persamaan Irving Fisher), tetapi telah merupakan persamaan teori
kuantitas uang (dalam arti telah terkandung di dalamnya pengertian permintaan
akan uang, yang kemudian sering disebut dengan persamaancash-balance). untuk
menyimpan kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar (uang kas). Uang kas yang
disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kakayaan (store if
value). Istilah yang lebih modern disebut dengan permintaan uang untuk penimbun
kekayaan.
d)
Teori Kuantitas Modern
Teori ini
dipopulerkan dan dikembangkan oleh Milton Friedman, dengan mengatakan bahwa
permintaan uang itu sejalan dan identik dengan permintaan untuk komoditi tahan
lama.
Secara ringkas
model persamaan yang diberikan ada kemiripan dengan modelpersamaan kuantitas
dari salah satu teori klasik, yakni :
M= k.Y = (1/v) .
Y
Dimana :
M = Jumlah Uang yang
Beredar
K = Besar kecilnya
keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari pendapatan/kekayaannya
dalam bentuk kas
Y = Pendapatan
nasional
V = Velocity
Perbedaannya adalah :
1.
Pada persamaan klasik yang dimaksud Y adalah current
income, sementaramenurut Friedman Y adalah Permanent Income, yakni pendapatan rata-rata
yangdiharapkan masyarakat selama periode tertentu
2.
Menurut teori klasik, yang dimaksud M adalah M1,
sementara menurut Friedmanadalah M2, dimana M2 = M1 + Time Deposit
3.
Dalam teori klasik, nilai v adalah konstan, namun dalam
persamaan Friedman nilai v berfluktuasi karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya :
•Inflasi
•Tingkat harga
umum
•Penghasilan
dari saham
•Penghasilan
dari obligasi
Kesimpulan dari
Teori Kuentitas
Friedman adalah :
i.
JUB masih merupakan variabel kunci dalam penentuan kebijakan
untukmengendalikan tingkat harga dan pendapatan
ii.
Inflasi dan deflasi dapat diatasi apabila perubahan JUB
per unit output dapat dijagakenaikan atau penurunnya
iii.
Velocity JUB relatif masih stabil
iv.
Efektifitas kebijakan fiskal, dalam hal ini defisit APBN,
masih dapat diatasi biladibiayai dengan pinjaman masyarakat.
e)
Teori Setelah Keynes
Perkembangan
selanjutnya dari teori keynes didasarkan pada motif transaksi (W.J Boumol 1952)
dan motif spekulasi (James Tobin)
1.
Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol :
Permintaan uang
seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai untuk
memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk mengelola
diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum (Biaya
minimum)
2.
Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat
tetapi juga ada biata untuk memegang uang terdiri dari :
a.
Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang
b.
Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari
obligasi (r)
3.
Penentuan uang kas (persediaan) yang optimum, yang
menghasilkan biaya minimum dijelaskan:
Biaya total
untuk memegang uang kas (TC) terdiri dari biaya perantasa (b. T/C) dan biaya
bunga (r. C/2) dengan rumus : TC - b. (T/C) + r. (C/2)
4.
Jumlah Uang Kas yang Optimal (C) :
(dTC/dC) = -b.
T/C^2 + r/2 = 0 maka : C = (2b T/r)^1/2
5.
Uang kas yang ditahan setiap saat sebesar C/2, maka :
Persamaan
permintaan uang kas riil Md/P = C/2 = 1/2 ( 2 bT/r) ^2 atau Md = 1/2
(2bT/r) ^1/2. P Implikasi dari teori Boumol :
6.
Tingkat bunga mempengaruhi permintaa uang untuk transaksi
karena adanya opportunity cost dalam memegann uang.
7.
Adanya economies of scale dalam penggunaan uang, artinya
jika ada peningkatan pendapatan ( nilai transaksi, T) maka persentase kenaikan
uang kas yang diinginkan (Md) lebih kecil daripada kenaikan nilai transaksinya.
8.
Permintaan uang kas untuk tujuan transaksi tergantung
pada tingkat bunga serta biaya perantara ( teori keynes : permintaan uang untuk
tujuan transaksi hanya tergantung dari pendapatan).
9.
Perkembangan / kemajuan teknologi yang menyebabkan
turunya ongkos/ biaya transaksi akan mengakibatkan turunya rata-rata kas yang
dipegang oleh individu
10.
Motif berjaga-jaga dalam permintaan uang. muncul karena
adanya ketidakpastian dalam arus uang masuk dan keluar.
Betway Casino Near Me | Mapyro
BalasHapusSearch by area and get detailed customer reviews and reviews of Betway Casino in 춘천 출장마사지 Atlantic City. Get 서산 출장샵 real-time customer ratings and reviews. Rating: 3.6 · 세종특별자치 출장안마 8 titanium wire votes 강릉 출장샵