SOAL DAN JAWABAN DASAR PEMASARAN TENTANG : PRODUK, PORTOFOLIO BISNIS, MATRIKS BCG, MANAJEMEN PEMASARAN
1512000051
NUR AZIZAH ABRIDA BASUNI
1.
Produk adalah
segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan konsumen. konsumen akan menyukai produk yang menawarkan
mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah
membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk
berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
Perbedaan produk konsumen dan produk bisnis
a.
Barang Konsumen
adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
(individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang
konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
i.
Convenience
Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang
tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang
minimum dalam perbandingan dan pembelianya.
ii.
Shooping Goods adalah
barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh konsumen
diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga,
kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan
kosmetik.
iii.
Speciality goods adalah
barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok
konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang
ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik,
seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.
iv.
Unsought goods adalah
barang yang tidak diketahui oleh onsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh
konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu
nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.
b.
Barang industri
adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara
atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di
konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual
kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
i.
Material and part, merupakan
barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini
dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.
ii.
Capital Items, merupakan barang
tahan lama (long Lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola
produk jadi.
iii.
Supplies and service, merupakan
barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.
2.
Portofolio
bisnis adalah adalah kumpulan bisnis dan produk yang
membentuk perusahaan. Portofolio bisnis terbaik adalah portofolio bisnis yang
paling sesuai dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan untuk mengambil peluang
dalam lingkungan bisnis.
Analisis portofolio (portofolio analysis) adalah proses yang
digunakan manajemen dalam mengevaluasi produk dan bisnis yang membentuk
perusahaan.
Proses analisis portofolio bisnis terdiri dari:
Proses analisis portofolio bisnis terdiri dari:
a.
Langkah pertama adalah
mengenali bisnis utama yang membentuk perusahaan. Bisnis utama ini disebut unit
bisnis strategis. Unit bisnis strategis (strategic business unit-SBU) adalah
unit perusahaan yang mempunyai misi dan tujuan terpisah serta dapat
direncanakan secara independen dari bisnis perusahaan lain. SBU bisa berupa
divisi perusahaan, lini produk di dalam divisi, atau kadang-kadang produk atau
merek tunggal.
b.
Langkah berikutnya adalah
menilai daya tarik berbagai SBU-nya dan memutuskan berapa banyak dukungan yang
layak bagi masing-masing SBU itu.
Matriks
Pertumbuhan-Pangsa BCG
Pada sumbu vertikal, tingkat pertumbuhan pasar memberikan ukuran
daya tarik pasar.
Pada sumbu horizontal, pangsa pasar relatif berlaku sebagai ukuran
kekuatan perusahaan di pasar.
Matriks pertumbuhan-pangsa mendefinisikan 4 jenis SBU, yaitu
bintang, sapi kas, tanda tanya, dan anjing.
i.
Bintang
Bintang adalah bisnis atau produk dengan pertumbuhan dan pangsa yang
tinggi. Bisnis atau produk ini sering memerlukan investasi besar untuk mendanai
pertumbuhannya yang cepat. Namun pada akhirnya pertumbuhannya akan melambat dan
berubah menjadi sapi kas.
ii.
Sapi Kas
Sapi kas adalah bisnis atau produk yang pertumbuhannya rendah,
tetapi pangsanya tinggi. SBU yang terkenal dan berhasil ini memerlukan
investasi yang lebih kecil untuk mempertahkankan pangsa pasarnya. SBU ini
menghasilkan banyak uang yang digunakan perusahaan untuk membayar tagihannya
dan untuk mendukung SBU lain yang memerlukan investasi.
iii.
Tanda Tanya
Tanda tanya adalah unit bisnis dengan pangsa rendah dalam pasar yang
pertumbuhannya tinggi. Unit bisnis ini memerlukan banyak uang untuk
mempertahankan pangsanya, apalagi meningkatkannya. Manajemen harus berpikir
keras tentang tanda tanya mana yang harus dicoba untuk dibangun menjadi bintang
dan mana yang harus dibuang.
iv.
Anjing
Anjing adalah bisnis dan produk yang memiliki pertumbuhan dan pangsa
yang rendah. Bisnis ini bisa menghasilkan uang yang cukup untuk mempertahankan
dirinya sendiri tetapi tidak menjanjikan sumber uang yang besar.
Contoh Matriks BCG
3.
Diferensiasi
produk adalah adalah upaya dari sebuah perusahaan untuk
membedakanproduknya dari produk pesaing dalam suatu sifat yang
membuatnya lebih diinginkan atau spesial. Beberapa produk dibedakan
dan produk pesaing oleh kualitasnya.
Misalnya Starbucks menjadi sebuah kedai kopi yang lebih disukai di
seluruh negara karena kopi spesialnya, meskipun harganya tinggi. Kay-Bee Toys
menggunakan straregi pemasaran yang mengkhususkan pada seleksi sedikit mainan
yang berkualitas tingi dari pada bersaing dengan Wal-Mart yang memiliki semua
lini mainan. Semua perusahaan mencari beberapa jenis keunggulan kompetitif yang
dapat membedakan produk mereka dan produk yang lainnya.
4.
Tantangan
yang sekaligus menjadi peluang
a.
Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya ( Microsoft Indonesia ),Barry G Lesmana(Citibank),Betty Alisyahbana ( USI IBM ), Mulia Tambunan (Telkomsel), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya ( Microsoft Indonesia ),Barry G Lesmana(Citibank),Betty Alisyahbana ( USI IBM ), Mulia Tambunan (Telkomsel), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.
b.
Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan (caring) melalui langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan.Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heartshare.
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan (caring) melalui langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan.Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heartshare.
c.
Tantangan pada Transferable
Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang ditingkatkan.Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian.DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini ( termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang ditingkatkan.Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian.DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini ( termasuk manfaat dan modelnya ) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.
d.
Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek.Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero danMakro.Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek.Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero danMakro.Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.
e.
Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan.Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing.Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan.Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini.Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan.Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing.Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan.Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini.Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.
5.
Manajemen
pemasaran dapat juga diartikan sebagai kegiatan mengelola tingkat permintaan
karena permintaan sendiri dikarenakan konsumen memilih
atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia jasa dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan proses
keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan
sesudah pembelian.
Sementara yang mengidentifikasi berbagai faktor
tersebut adalah manajemen pemasaran, jadi manajamen pemasaran secara tidak
langsung adalah yang mengelola tingkat permintaan dari konsumen. Saat manajemen
pemasaran berjalan dengan baik maka otomatis permintaan atas produknya juga
meningkat.
Komentar
Posting Komentar