PEREKONOMIAN INDONESIA : PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Pokok Bahasan           : Pembangunan Berkelanjutan
Subpokok Bahasan     : 1. Ekosistem
 2. Kerusakan Lingkungan Global
 3. Konsep pembangunan berkelanjutan
 4. Deforestasi di Indonesia
______________________________________________________________________________
1. Ekosistem
Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, muncul ketika isu mengenai lingkungan hidup muncul pada dasa warsa 1970. Pesan utamanya adalah bahwa tata dunia baru atau lama tidak akan menguntungkan apabila system biologis alam yang menopang ekonomi dunia tidak diperhatikan. Akhir-akhir ini isu isu mengenai lingkungan hidup semakin gencar dengan adanya laporan mengenai semakin menipisnya lapisan ozon diatas planet bumi kita, isu polusi (udara, air tanah) erosi tanah dan pengundulan hutan (deforestasi).

Para pendukung utama pembangunan berkelanjutan lalu menunjuk pentingnya strategi ecodevelopment, yang intinya mengatakan bahwa masyarakat dan ekosistem di suatu daerah harus berkembang bersama-sama menuju produktifitas dan pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi, namun yang palig utama strategi pembangunan ini harus berkelnajutan, baik dari sisi ekologi amaupun social.

 2. Kerusakan Lingkungan Global
Pada akhirnya akan memperkuat pandangan bahwa strategi pembangunan dibanyak Negara seakan buta terhadap lingkungan hidup.
Kerusakan demi kerusakan tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan global. Konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal sebagai gas rumah kaca, terus bertambah di udara akibat tindakan manusia melalui kegiatan industri, khususnya CO2 dan chloro fluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan dari penggunaan batubara, minyak bumi, gas, penggundulan hutan, serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon (CFC) merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. 

Proses pemanasan global dipicu oleh adanya efek rumah kaca, dimana energi dari matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi; sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atmosfer (uap air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C. Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%. Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. Mengapa konsentrasi gas rumah kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab utama dari bertambahnya konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca. 

Sementara lautan dan vegetasi yang bertugas menangkap banyak CO2 tidak mampu mengimbangi pertambahan CO2 dari kegiatan manusia di bumi, hal ini berarti bahwa jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah setiap tahunnya dan berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler, dimana sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan ”energi tak dapat habis” seperti matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro, baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah (dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir). Padahal sumber energi ini dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. 

 3. Konsep pembangunan berkelanjutan
 Lester Brown (1981) menunjuk 4 area utama dari  sudut pandang sustainabilitas yaitu :
a.       tertinggalnya transisi energy
b.      memburuknya system biologis utama (perikanan laut, padang rumput, hutan,lahan pertanian)
c.       ancaman perubahan iklim (polusi, dampak rumah kaca )
d.      kurangnya bahan pangan
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu :
a)      Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok untuk menopang hidup
b)      Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutahan saat ini tanpa mengkompromikan kemampuan generasi yang aka datang menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan kata lain, pembangunan adalah essential untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada saat yang sama pembangunan harus berlandaskan pada efisiensi dan penggunaan lingkungan yang bertanggung jawab dari selurh sumber daya masyarakat yang langka sepereti alam, manusia dan sumber daya ekonomi.

Pembangunan berkelanjutan telah menjadi konsep terdepan pada abad ke 21. . Pembangunan berkesibambungan memaparkan suatu pembangunan, yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan generasi saat ini tetapi tidak membahayakan kesempatan bagi generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Saat ini "pembangunan berkesimbungan" telah menjadi tujuan penting bagi semua bidang kehidupan seperti ekonomi, ekologi, dan kesetimbangan sosial. Pembangunan dan pembentukan masa depan kita telah menjadi diskusi internasional seperti pada pertemuan tingkat tinggi Konferensi di Rio de Janeiro dan di Johannesburg. Tetapi ini juga menjadi topik pada tingkat nasional di berbagai negara. Sebagai contoh di Jerman "Enquete-Commission" dari 13 Bundestag (Parlemen) Jerman telah memembentuk undang-undang "perlindungan manusia dan lingkungan" untuk mendalami dan bekerja pada kebutuhan pembangunan berkelanjutan. Di laporan akhir dari komisi ini empat atau 5 aturan telah didefinisikan, yang berkaitan perlunya pembangunan berkelanjutan di Jerman. Konsep ini telah diterima oleh beberapa penguasa terdepan (atas) di berbagai bidang baik ekonomi maupun politik. Tetapi untuk menjalannkan dasar-dasar ini ke dalam praktek, saat ini perusahaan-perusahaan juga memerlukan konsultan sebagai pengarah, yang kompeten untuk menjalankan aturan-aturan pembangunan berkelanjutan di bidang khusus mereka.

Dengan demikian, aplikasi suatu model baru pembangunan berkelanjutan di bidang pendidikan adalah sangat diperlukan. Meskipun konsep pembangunan berkesinambungan telah diterima secara umum, ada beberapa masalah bagaimana meningkatkan dan mengevaluasi tujuan umum tersebut. Sebagai contoh, sangat jelas bahwa definisi tentang kebutuhan primer berbeda antara orang satu dengan orang lain, dari negara satu dengan negara lain, dan dari benua satu dengan benua yang lain.

 4. Deforestasi di Indonesia
Deforestasi (kerusakan hutan) memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan alam. Kegiatan penebangan yang mengesampingkan konversi hutan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang pada akhirnya meningkatkan peristiwa bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir.

Pemerintah bersama masyarakat harus bekerja sama memperhatikan tingkat pemahaman masyarakat tentang fungsi hutan. Pemerintah sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan harus optimal, begitu juga dengan masyarakat yang harus proaktif. Taraf ekonomi masyarakat sekitar hutan harus ditingkatkan, karena masalah ekonomi inilah yang memicu mereka mengambil sumber daya hutan dalam jumlah besar. Pembentukan lapangan kerja yang memadai juga dapat mencegah terjadinya deforestasi yang telah terjadi, karena factor yang paling besar dalam terjadinya deforestasi adalah faktor ekonomi.
Deforestasi di Indonesia sebagian besar merupakan akibat dari suatu sistem politik dan ekonomi yang korup, yang menganggap sumber daya alam, khususnya hutan, sebagai sumber pendapatan yang bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik dan keuntungan pribadi. Pertumbuhan industri pengolahan kayu dan perkebunan di Indonesia terbukti sangat menguntungkan selama bertahun-tahun, dan keuntungannya digunakan oleh beberapa pihak sebagai alat untuk memberikan penghargaan dan mengontrol teman-teman, keluarga dan mitra potensialnya. Negara ini secara dramatis meningkatkan produksi hasil hutan dan hasil perkebunan yang ditanam di lahan yang sebelumnya berupa hutan. Dewasa ini Indonesia adalah produsen utama kayu bulat, kayu gergajian, kayu lapis, pulp dan kertas, disamping beberapa hasil perkebunan, misalnya kelapa sawit, karet dan coklat Pertumbuhan ekonomi ini dicapai tanpa memperhatikan pengelolaan hutan secara berkelanjutan atau hak-hak penduduk lokal. Sumberdaya hutan (SDH) sebagai barang publik dilandaskan pada dua pertimbangan manfaat intrinsik, yaitu :
v  SDH merupakan sumber daya yang terbarukan (renewable resource) yang didalamnya mengandung proses hidrologis, iklim, kesuburuan tanah, keanekagaman (flora dan fauna), dan relasi ekologis dengan kepentingan ekonomi dan social manusia. Dengan kata lain,  SDH mempunyai nilai manfaat (benefit value), bagi manusia yang terdiri dari manfaat ekologis, social, dan ekonomi.
v  SDH di Indonesia meruipakan sumber daya yang kepemilikkannya berada di tangan pemerintah (state property) dan di tangan masyarakat adat (common property).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL DAN JAWABAN TEORI PERMINTAAN DAN UANG DAN KURVA ISLM

SOAL DAN JAWABAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN TENTANG : ANGGARAN PRODUKSI DENGAN POLA SATABILITAS PRODUKSI, ANGGARAN KEBUTUHAN, ANGGARAN BIAYA PEMBELIAN, ANGGARAN BAHAN BAKU, ANGGARAN KAS KELUAR, ANGGARAN UTANG USAHA, DAN ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

TEORI EKONOMI MIKRO : PASAR OLIGOPOLI