PEREKONOMIAN INDONESIA : PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
Pokok Bahasan : Pembangunan Pertanian di Indonesia
Subpokok Bahasan : -
Ketahanan pangan di Indonesia
-
Green Revolution dan
Bimas pada masa orde baru
-
Pertanian organic sebagai
alternative prospek pertanian di Indonesia
______________________________________________________________________________
Peran sector pertanian dalam
perekonomian Indonesia :
1.
Pembentuk produk domestic
bruto (PDB)
2.
Salah satu sumber
penghasil devisa
3.
Penyedia pangan penduduk
dan bahan baku bagi industry
4.
Salah satu sector yang
dapat mengentaskan masalah kemiskinan
5.
Penyedia lapangan kerja
6.
Salah satu sumber
peningkatan pendapatan masayarakat
7.
Salah satu sumber
pemantapan ketahanan pangan nasional
Ketahanan pangan
Dua cara meningkatkan ketahanan
pangan dalam jangka panjang :
1.Memajukan pembangunan pedesaan dan
memperluas system kredit mikro.
2.Cara langsung dengan member dana
secara memadai yang besarnya diperkirakan dengan “jurang kemiskinan”
Isu tentang ketahanan pangan masih
merupakan masalah sensitive dalam pembangunan di Indonesia sehingga beberapa
isu tentang kerawanan pangan dengan cepat diekspos manjadi isu nasional.Secara
umum wilayah yang termasuk memiliki rawan pangan tinggi dicirikan oleh :
a. Daya
dukung lahan pertanian untuk kebutuhan produksi pertanian relative terbatas.
b. Sumber
daya manusia umumnya berkualitas rendah
c. Sarana
dan prasarana relative terbatas.
Ketahanan pangan mempunyai peran
strategis dalam pembangunan nasional karena :
a. Akses
terhadap pangan dan gizi yang cukup merupakan hak yang paling asasi bagi
manusia
b. Pangan
memiliki peranan penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas.
c. Ketahanan
pangan merupakan salah satu pilar utama dalam menopang ketahanan ekonomi dan
ketahanan nasional yang berkelanjutan.
Ketahanan pangan dihasilkan oleh
suatu system pangan yang terdiri atas tiga subsistem yaitu:
a. Ketersediaan
pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk.
b. Distribusi
pangan yang lancer dan merata
c. Konsumsi
pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi dan kaidah kesehatan.
Kebijakan ketahanan pangan di
Indonesia,
a. Jangka
pendek adalah memberlakukan kebijakan stabilitas harga bahan pangan pokok
b. Jangka
menengah adalah mempercepat pencapaian swasembada komoditas pangan strategis
c. Jangka
panjang adalah percepatan diversifikasi pangan.
Pokok-pokok kebijakan ketahanan
pangan yang harus mendapat prioritas dalam pembangunan jangka panjang, yaitu:
a. Mengembangkan
system pengaturan perdagangan pangan yang adil
b. Melakukan
pengendalian konversi lahan
c. Meningkatkan
produktifitas usaha pangan
d. Peningkatan
pengelolaan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, dan berimbang
e. Meningkatkan
mutu dan keamanan pangan
f.
Melakukan antisipasi
terhadap dinamika perubahan iklim dan sumber daya air
g. Meningkatkan
pengelolaan pertumbuhan penduduk
h. Mengembangkan
aliansi solidaritas masyarakat mengatasi kerawanan pangan.
Bimas merupakan singkatan dari Bimbingan
Masal. Dalam pengertian tersebut Bimas merupakan suatu system penyuluhan yaitu
: pembimbingan petani kea rah usaha tani yang lebih baik dan lebih maju,
sehingga ia mampu meningkatkan usaha taninya.
Bimbingan ini dilaksanakan secara
missal karena :
a. Yang
hendak dicapai adalah peningkatan produksi pendapatan yang sangat besar 8 -10%
pertahun.
b. Pembimbingan
perorangan akan sangat lambat dan mahal.
Istilah Bimas dipakai secara resmi
sejak tahun 1967/1968 pada saat pemerintah ingin melaksanakan intensifikasi
padi pada sawah seluas 1.000.000 ha dengan menerpakan system panca usaha yaitu
:
a. Perbaikan
irigasi
b. Penggunaan
bibit unggul
c. Penggunaan
pupuk
d. Pemberantasan
hama dan penyakit
e. Perbaikan
cara bercocok tanam (teknologi)
Pada tahun 1967/1968 “bibit ajaib”
PB8 mulai tersedia dalam jumlah besar, maka bibit inilah yang menjadi symbol
pengenalan sisitem bimas. Dan sebagaimana terjadi di Negara-negara Asia, bibit
baru ini mampu meningkatkan produksi sampai rata-rata 50%, sehingga merupakan
suatu kemajuan yang besar yang termasuk mengagumkan. Inilah tahun permulaan
revolusi hijau (Green Revolution) di Indonesia.
Factor yang penting peranannya dalam
program Bimas adlah kredit. Karena bibit unggul akan efektif harus digunakan cukup banyak pupuk buatan,
maka pemerintah menyediakan kredit untuk pembelian pupuk. Pemerintah orba waktu
itu yang mewarisi perekonomian dengan inflasi tinggi dan cadangan devisa yang
sangat sedikit, merasa tidak mampu menyediakan seluruh kredit yang diperlukan.
Itulah sebabnya dari 1.000.000 ha
areal yang harus dapat diintensifikasikan, hanya 500.000 ha yang dapat di
Bimaskan, selebihnya dimasukkan dalam Inmas (Intensifikasi Massal).
Inmas atinya intensifikasi padi
dengan fasilitas penyyuluhan yang sama tetapi tanpa kredit. Daerah Inmas
mencakup daerah persawahan yang mmenuhi semua syarat-syarat teknis Bimas,
tetapi petaninya sudah cukup maju, sehingga tanpa kredit pemerintah, mereka
diharapkan melaksanakan penerapan panca usaha secara lengkap.
Komentar
Posting Komentar