TEORI EKONOMI MIKRO : INVESTASI
TUGAS- 12
NUR AZIZAH ABRIDA BASUNI (1512000051)
INVESTASI
Teori Investasi
Investasi adalah keputusan menunda konsumsi
sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan, menambah /
menciptakan nilai hidup (penghasilan dan kekayaan). Investasi bukan hanya dalam
bentuk fisik, melainkan juga non fisik, terutama peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah
investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih
dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.
Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat
tertentu.
1. investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan
produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan
umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi
dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara
dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB).
Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi
bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
2. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi
barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan
meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan
sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk
persediaan barang baku dan setengah jadi.
Nilai Waktu dari Uang
1. Nilai
Sekarang ( Present Value )
Nilai nominal dari sejumlah mata
uang belum tentu akan lebih berharga dimasa datang. Hal ini sangat tergantung
dari tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.
V =
X
Ket :
V = Nilai yang akan datang
(1+r)
X = Nilai sekarang
t = Waktu
r = Faktor diskonto
2. Nilai Masa Mendatang ( Future
Value )
Menghintung nilai masa mendatang
adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari output investasi yang
direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang bertolak belakang,
keputusan yang dihasilkan tetap sama.
F = A
(1+r) Ket :
F = Nilai masa mendatang yang diharapkan
A = Investasi awal
t = Waktu
Kriteria Investasi
1. Payback
Period
Payback period adalah waktu yang
dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek,
proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus
berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang
baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
2.
Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C ratio mengukur mana yang lebih
besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya
yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan
dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal
investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi
baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.
3.
Net Present Value (NPV)
Perhitungan dengan menggunakan
nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari
uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan
dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih
nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai
sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
4.
Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah
nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol.
Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil
perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).
Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi, yaitu:
1. Tingkat Keuntungan yang Akan Diperoleh
Adanya keuntungan yang diperoleh akan memberikan gambaran kepada pihak perusahaan mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek baik untuk dilaksanakan. Juga dapat menentukan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang modal yang diperlukan. Selain itu, juga dapat menentukan jenis-jenis investasi yang mampu memberikan keuntungan kepada para pengusaha.
2. Perkiraan Keadaan Perekonomian di Masa Depan
Dalam memperkirakan mengenai keadaan ekonomi di masa depan perusahaan harus bertanya: Apakah keadaan di masa depan akan memberikan keuntungan yang besar sesuai dengan kegiatan ekonomi yang sedang dibuat atau direncanakan? Maka, perkiraan tersebut meliputi stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi serta pertambahan pendapatan masyarakat. Apabila keadaan masa depan semakin baik, maka semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih terdorong untuk melaksanakan investasi yang telah atau sedang dirumuskan dan direncanakan.
3. Tingkat Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, sehingga akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan hal ini akan mendorong kegiatan investasi yang lebih banyak. Dalam jangka panjang, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula.
4. Kemajuan dan Perkembangan Teknologi
Faktor yang menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha adalah kegiatan untuk menggunakan penemuan-penemuan teknologi baru dalam proses produksi. Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan dalam kegiatan produksi atau manajemen dikenal dengan istilah pembaruan atau inovasi. Semakin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, semakin banyak pula kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Untuk melaksanakan pembaruan-pembaruan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal baru dan adakalanya juga harus mendirikan bangunan-bangunan pabrik industri yang baru. Sehingga dengan semakin banyak pembaruan yang dilakukan, semakin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.
5. Suku Bunga
Kegiatan investasi dapat dilaksanakan apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan suku bunga. Sehingga semakin besar dana yang digunakan untuk kegiatan investasi maka jumlah uang yang disimpan di bank juga semakin besar.
Komentar
Posting Komentar