RESTRUKTURISASI
NUR AZIZAH ABRIDA BASUNI
1512000051
RESTRUKTURISASI
Tujuan = memaksimalisasi dan
meningkatkan kinerja perusahaan
3 jenis restrukturisasi :
1. Restrukturisasi
portofolio/asset
2. Restrukturisasi
modal atau keuangan
3. Restrukturisasi
manajemen/organisasi
Restrukturisasi keuangan
Bisa saat terjadi bussines
failure penyebabnya bisa
a. Economic
failure : krisis, kesalahan di bidang perhitungan.sudah tidak bisa dilakukan
perbaikan.
b. Financial
failure : tidak bisa memenuhi kewajiban jangka pendek. (financial distress)
1.
Saat terjadi financial distress sebuah
perusahaan perlu melakukan tindakan agar perusahaan tidak terlikuidasi. Maka
dari itu ini perlu di lakukan restrukturisasi untuk mencegah likuidas.
Manajemen yang baik pasti tau apa yang harus dilakukan. Terlebih dahulu lakukan
reschedule, debt to equity swap, hair cut.
2.
Tahapan restrukturisasi untuk menetapkan bahwa
perusahaan dalam kondisi financial distress
Financial distress terjadi saat perusahaan tidak
mempunyai kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek
a. Lakukan
financial analysis : lihat laporan keuangan perusahaan.
Berapa operating
profitnya ? expensesnya ? lalu net profitnya ? kenapa bisa rugi ? apa
penyebabnya ?
Saat pada
laporan keuangan terlihat bahwa operating profit nilainya adalah negative maka,
sudah pasti itu economic failure. Bisnis ini sudah tidak menghasilkan lalu,
untuk apa sebuah bisnis yang tidak menghasilkan masih dipertahankan.
b. Kemudian
lihat rasio keuangannya
2 item yang
benar-benar perlu di perhatikan yaitu : (1) Debt to equity; (2) Debt to
service.
Apabila 2 rasio
tadi menunjukkan angka negative berarti perusahaan mengalami financial
distress.
3.
Tahapan restrukturisasi keuangan.
Lakukan step by step ini untuk membayar hutang yang
belum dapat tercover
-
Reschedule : negosiasi untuk menunda pembayaran
hutang.
-
Hair cut : meminta potongan/ discount namun
harus rasionable banyaknya
-
Debt to equity swap : hutang di alihkan sebagai
saham
-
Atau kombinasi step-step di atas.
*urutan step
paling bagus paling atas lalu ke bawah.
Sebisa mungkin
tidak melakukan swap karena nantinya bisajadi saham mayoritas di pegang orang
lain jadi hak suara berkurang.
Apabila hal di
atas tidak bisa dilakukan maka perusahaan dinyatakan pailit/
bangkrut/terlikuidasi
4. Reposisi
kreditur dan pemegang saham setelah restrukturisasi apabila di lakukan debt to
equity swap bisa jadi kreditur adalah pemegang saham mayoritas. Tergantung dari
berapa jumlah hutangnya. Namun yang pasti saat di lakukan swap pasti pemegang
keputusan/ suara dalam perusahaan pasti berkurang. Bisa jadi dia pemegang saham
masih memegang saham mayoritas sehingga keputusan perusahaan di pegang dia.
Atau jumlah sahamnya sama, berarti antara kreditur dan pemegang saham harus
berdiskusi untuk menentukan keputusan bagi perusahaan. Namun, apabila kreditur
yang memegang saham terbanyak dia yang berhak atas kendali perusahaan. Pemegang
saham sudah tidak lagi berkutik.
5. Cara
menjaga komposisi pinjaman dan permodalan.
Caranya adalah :
lakukan trial & error
a.
Apabila debt 75% hasilnya bagaimana debt service
covernya berapa persen ?
b.
Apabila debt 50% lalu berapa persen debt service
cover nya ?
c.
Apabila debtnya 36% berapa persen debt service
cover nya ?
Lalu cari dari
ketiga opsi di atas mana debt service cover yang paling besar ? itulah yang di
pilih.
Debt service
cover : berapa coverage dari EBIT untuk dapat membayar bunga dan angsuran
pinjaman. Semakin besar semakin bagus.
Komentar
Posting Komentar